TUGAS
KOMUNITAS VIRTUAL DAN
MEDIA SOSIAL
AKSI KOLEKTIF DAN DILEMA SOSIAL
DISUSUN
OLEH:
Agnes dominggus suka (04124159)
Hasnia
Nursinah (04124036)
PROGRAM STUDI SISTEM
INFORMASI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROFESIONAL MAKASSAR
2015
AKSI
KOLEKTIF
1.
Dasar Aksi Kolektif Dalam Dunia Nyata
Aksi kolektif adalah proses pengambilan
keputusan bersama untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.Aksi
kolektif senantiasa melibatkan organisasi untuk mendesain aturan-aturan main
dan melaksanakan aksi kolektif yang disepakati, menggalang proses partisipasi,
dan menegakan aturan-aturan yang telah diterima, yang dianggap akan
memberikan manfaat bagi kelompok.
Perilaku kolektif mencoba menjelaskan tentang kemunculan aksi
sosial. Aksi sosial merupakan sebuah gejala aksi bersama yang ditujukan untuk
merubah norma dan nilai dalam jangka waktu yang panjang. Pada sistem sosial
seringkali dijumpai ketegangan baik dari dalam sistem atau luar sistem.
Ketegangan ini dapat berwujud konflik status sebagai hasil dari diferensiasi
struktur sosial yang ada. Teori ini melihat ketegangan sebagai variabel antara
yang menghubungkan antara hubungan antar individu seperti peran dan struktur
organisasi dengan perubahan sosial.
Perubahan pola hubungan antar
individu menyebabkan adanya ketegangan sosial yang dapat berupa kompetisi atau
konflik bahkan konflik terbuka atau kekerasan. Kompetisi atau konflik inilah
yang mengakibatkan adanya perubahan melalui aksi sosial bersama untuk merubah
norma dan nilai.
Pada umumnya warga masyarakat
cenderung berperilaku dengan berpedoman pada institusi yang ada dalam
masyarakat. Perilaku di pasar dituntun oleh institusi di bidang ekonomi,
perilaku di tempat ibadah dituntun oleh institusi di bidang agama, perilaku di
forum atau di mimbar organisasi politik mengacu pada institusi di bidang
politik, perilaku di ruang kuliah mengacu pada institusi di bidang pendidikan,
perilaku pada upacara penyerahan maskawin dipengaruhi oleh institusi di bidang
keluarga. Namun pada kenyataannya kadang kala sejumlah warga masyarakat secara
berkelompok ataupun berkerumun menampilkan perilaku yang tidak berpedoman pada
institusi yang ada.
A.
Ciri-ciri prilaku kolektif yaitu:
1. Dilakukan oleh sejumlah orang
2. Tidak bersifat rutin
3. Dipicu oleh beberapa rangsangan
B.
Faktor penentu prilaku kolektif
menurut teori lee bon ditentukan oleh 6 faktor:
1. Situasi Sosial
Situasi yang menyangkut ada tidaknya
pengaturan dalam instansi tertentu.
2. Ketengangan Struktural
Semakin besar ketegangan struktural,
semakin besar pula peluang terjadinya perilaku kolektif. Kesenjangan dan
ketidakserasian antar kelompok sosial, etnik, agama dan ekonomi yang bermukim
berdekatan, misalnya, membuka peluang bagi terjadinya berbagai bentuk
ketegangan
3. Berkembang dan menyebarnya suatu
kepercayaan umum
Dalam masyarakat sering beredar
berbagai desas-desus yang dengan sangat mudah dipercaya kebenarannya dan
kemudian disebarluaskan sehingga dalam situasi rancu suatu desas-desus
berkembang menjadi suatu pengetahuan umum yang dipercaya dan diyakini kebenarannya
oleh khalayak.
4. Faktor yang mendahului
Faktor ini merupakan faktor
penunjang kecurigaan dan kecemasan yang dikandung masyarakat. Desas-desus dan
isu yang berkembang dan dipercayai oleh khalayak memperoleh dukungan dan
penegasan.
5. Mobilisasi prilaku oleh pemimpin
untuk bertindak
Perilaku kolektif terwujud manakala
khalayak dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk bertindak.
6. Berlangsungnya pengendalian social
7.
Faktor
keenam ini merupakan kekuatan yang justru dapat mencegah, mengganggu ataupun
menghambat akumulasi kelima faktor penentu sebelumnya.
2.
Contoh
Aksi Kolektif Dalam Dunia Nyata
A.
aksi
kolektif dalam masyarakat(banjir)
Pada
dasarnya, kejadian banjir terjadi sebagai akibat dari aksi individu baik di
persil lahannya sendiri maupun di persil lahan pihak lain (seperti illegal
logging). Secara tidak disadari, banyak aksi-aksi individu di
persil lahannya sendiri, seperti penggunaan tanah pertanian yang tidak
menerapkan kaidah konservasi tanah dan air, atau menutup lahan pekarangan
dengan lapisan tidak tembus air, yang menimbulkan dampak menyengsarakan bagi
pihak lain di tempat lain. Hal ini dapatdikategorikan sebagai adanya
eksternalitas hidrologi yang negatif dari persil-persil lahan seperti itu.
Air
aliran permukaan yang berasal dari persil-persil lahan itu akan menuju sungai.
Aliran permukaan yang berada di sungai itu sendiri dikategorikan sebagai
barang publik (public goods).
Karakteristik barang publik adalah non-excludable dan non-rivalry / non-substractable. Artinya,pihak-pihak yang
memanfaatkan barang ini tidak dapat mengeluarkan / melarang / membatasi pihak
lain untuk memanfaatkannya (non
excludablei) dan jika
barang atau jasa itu dimanfaatkan seseorang, itu tidak akan mengurangi jumlah yang
tersedia bagi pihak lain (non-rivalry
/ non subsractable).
Sedangkan
aliran permukaan dalam kondisi banjir dapat dikategorikan sebagai barang
publik (public goods)
yang telah menurun kualitasnya.Karena air aliran permukaan yang menyebabkan
banjir itu berasal dari aliran permukaan yang keluar dari persil-persil lahan
milik individu, milik komunal, atau milik negara, maka pengendalian banjir
harus mengikutsertakan seluruh pemilik persil lahan yang berada di satu wilayah
DAS dan tidak bisa diserahkan pada aksi individu semata.
Dari
paparan di atas, maka pengendalian banjir sebagai barang publik identik dengan
upaya-upaya mengurangi eksternalitas dari aksi-aksi individu di lahannya
masing-masing. Artinya, setiap jenis kepemilikan lahan yang berpotensi menghasilkan
eksternalitas negatif, yang berakibat pada penurunan kualitas barang publik,
harus menginternalisasikan berbagai eksternalitas yang dihasilkan.Siapa
yang berhak memaksa agar setiap individu, yang aktivitas di persil lahannya
sendiri berpotensi menghasilkan eksternalitas negatif, harus melakukan
internalisasi? Tidak ada pihak lain, tentu saja pemerintah.Itulah sebabnya
terdapat berbagai peraturan yang telah diterbitkan oleh pemerintah untuk
memaksa setiap pemilik persil lahan untuk melakukan internalisasi sehingga
mencegah kemungkinan munculnya eksternalitas negatif. Aturan-aturan yang
berkaitan dengan penataan ruang seperti koefisien dasar bangunan, sempadan,
serta sumur resapan.
B.
Aksi
kolektif dalam pendidikan
Pertemuan antara dua atau lebih kelompok yang sama-sama
nakal atau kurang berpendidikan mampu menimbulkan perkelahian di antara mereka
di tempat umum sehingga orang lain yang tidak bersalah banyak menjadi korban. Contoh
: tawuran anak SMA 70 dengan anak SMA 6
DILEMA
SOSIAL
Dilema sosial adalah
situasi-situasi dalam mana setiap anggota dari sebuah kelompok memiliki
insentif yang jelas dan tidak ambigu untuk sebuah pilihan yang ketika pilihan
itu dipilih oleh semua individu anggota kelompok memberikan hasil yang lebih
buruk bagi semua ketimbang yang akan mereka terima apabila tidak seorang pun
dari mereka memilih pilihan tersebut. Contoh dilema sosial di Indonesia: Pencemaran
Sungai, Penebangan Hutan, dll.
Pengaruh
Media Komunikasi Dalam Aksi Kolektif yaitu:
a.
Masyarakat menjadi pemalas karena hanya
menonton televisi yang penuh dengan hiburan
b.
Parah Pengguna komunikasi akan ketergantungan
dan berprilaku konsumtif.
c.
Komunitas Khusus Public adalah komunitas
masyarakat luas yang tidak terikat oleh ruang dan waktu.Publik terbentuk karena
ada perhatian yang sama yang disatukan oleh alat-alat komunikasi. Contoh
komunitas khusus:
·
Kaskus.com, merupakan komunitas virtual
terbesar di Indonesia. Topik yang dibahas beraneka ragam, namun yang terkenal
adalah form jual beli.
·
Femaledaily.com, komunitas umum untuk kaum
hawa. Topiknya kebanyakan tentu saja seputar dunia wanita.
Salah
satu tujuan Public Relations adalah untuk mengeratkan hubungan
dengan orang-orang diluar badan atau instansi, hingga terbentuklah opini publik
yang favourable terhadap badan itu. Bagi suatu perusahaan
hubungan-hubungan dengan publik diluar perusahaan itu merupakan suatu keharusan
didalam usaha-usaha untuk :
·
memperluas langganan;
·
memperkenalkan produksi;
·
mencari modal dan hubungan;
·
memperbaiki hubungan dengan serikat-serikat
buruh, mencegah pemogokan-pemogokan;
·
memecahkan persoalan-persoalan atau
kesulitan-kesulitan ysang sedang dihadapi, dll
d.
Publik Dalam Demokrasi yang bertujuan untuk
mampu menilai keputusan dan tindakan untuk membawa warga Negara agar aktif
dalam kegiatan terbuka yang mempunyai elemen-elemen yang saling terkait.
Seperti
halnya demokrasi di ruang nyata, demokrasi cyber hanya bias bertahan ketika
adanya ruang publik, khususnya ruang public dalam internet (ruang publik
virtual). Dan memang ruang publik virtual merupakan pra-syarat bagi
keberlangsungan demokrasi cyber. Di ruang itu terdapat nilai dan praktik
konektivitas, intraktivitas dan anonimitas, sehingga memproduksi asas langsung,
komunikatif, bebas dan rahasia. Dalam demokrasi politik di ruang nyata,
sejatinya asas-asas tersebut juga telah lebih awal menjadi keharusan.
Demokrasi
cyber yang mensyaratkan ruang publik virtual, disatu sisi akan menjadi nilai
surplus bagi demokrasi, dan di sisilain, akan menjadi nilai defisit. Nilai
surplus misalnya berupa makin meluasnya kedaulatan dan kebebasan warga internet
(Netizens) dalam berkoneksi, berekspresi, berkelompok, berkontestasi suara, dan
bertuka informasi. Ini tentunya menjadi peluang bagi penguatan kehidupan
demokrasi yang sesungguhnya.
Jadi
dengan adanya internet, dapat memudahkan berdemokrasi di jaman sekarang karena
walau jarak jauh, namun dapat tetap berdemokrasi.
0 komentar:
Posting Komentar